Mencari Referensi Untuk Penulisan Artikel Ilmiah

Nama: Muhamad Akbar Samudra

NPM: 202246500756

Kelas: R3J


Analisis Jurnal

1. Analisis Film Keluarga Cemara Karya Yandy Laurens

Hasil analisis terdapat 15 bentuk tindak tutur direktif dalam film Keluarga Cemara, yaitu memerintah, meminta, mengajak, menyarankan, mengusulkan, mengizinkan, melarang, mengancam, memperingatkan, menawarkan, mengundang, memuji, mengkritik, mengejek, dan memohon. Tindak tutur direktif dalam film tersebut berfungsi untuk mendorong lawan tutur melakukan tindakan yang diinginkan oleh penutur. Faktor yang mempengaruhi tindak tutur direktif dalam film tersebut adalah hubungan kekerabatan, status sosial, situasi, dan tujuan komunikasi antara penutur dan lawan tutur.

Kesimpulan dari film tersebut yaitu tindak tutur direktif merupakan salah satu jenis tindak tutur yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, khususnya dalam film. Tindak tutur direktif memiliki berbagai bentuk, fungsi, dan faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu linguistik, khususnya pragmatik, serta bagi pengajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam hal pemahaman teks lisan.

Link: http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/ghancaran/article/view/3271/2172

2. Analisis Semiotik Film CIN(T)A Karya Sammaria Simanjuntak

Hasil analisi judul film Cin(T)a memiliki makna ganda, yaitu cinta dan sinta. Cinta adalah perasaan kasih sayang yang universal, sedangkan sinta adalah nama tokoh utama perempuan dalam film tersebut. Ikon, indeks, dan simbol dalam film Cin(T)a juga memiliki makna yang beragam, tergantung pada konteks dan interpretasi penonton. Beberapa contoh ikon, indeks, dan simbol dalam film tersebut adalah tato, salib, jilbab, kertas putih, dan kertas merah. Tato melambangkan identitas dan kebebasan, salib melambangkan agama Kristen, jilbab melambangkan agama Islam, kertas putih melambangkan kesucian dan kemurnian, dan kertas merah melambangkan dosa dan kejahatan. Film Cin(T)a menggambarkan cinta, agama, dan perbedaan sebagai hal yang kompleks dan tidak bisa dipisahkan. Film tersebut juga mengajak penonton untuk lebih toleran dan menghargai perbedaan.

Kesimpulannya film Cin(T)a merupakan karya seni yang memiliki banyak makna dan pesan yang bisa ditafsirkan secara berbeda oleh setiap penonton. Film tersebut menggunakan semiotik sebagai cara untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat kritis, provokatif, dan edukatif. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya analisis semiotik, serta bagi pengajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam hal pemahaman teks audiovisual.

Link: https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/325/1/101767-NURLACLATUL%20FAJRIAH-FDK.PDF

3. Analisis nilai moral dalam film “DUA GARIS BIRU” Karya Gina S. Noer dan implikasinya pada pembelajaran sastra

Hasil analisis film Dua Garis Biru mengandung beberapa nilai moral, yaitu nilai religius, nilai sosial, nilai pendidikan, nilai keluarga, dan nilai kemanusiaan. Nilai religius meliputi keimanan, ketaqwaan, kesalehan, dan kejujuran. Nilai sosial meliputi kesetaraan, keadilan, toleransi, dan solidaritas. Nilai pendidikan meliputi kecerdasan, kreativitas, tanggung jawab, dan disiplin. Nilai keluarga meliputi kasih sayang, keharmonisan, kebersamaan, dan komunikasi. Nilai kemanusiaan meliputi hak asasi, martabat, kebebasan, dan kesejahteraan. Film Dua Garis Biru juga memiliki implikasi pada pembelajaran sastra, yaitu meningkatkan apresiasi, kreativitas, kritisisme, dan keterampilan berbahasa siswa.

Kesimpulannya film Dua Garis Biru merupakan karya sastra yang memiliki banyak nilai moral yang bisa diteladani oleh penonton. Film tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar sastra yang dapat membantu siswa untuk memahami dan mengaplikasikan nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Film tersebut juga dapat memicu siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif tentang isu-isu sosial yang relevan dengan konteks mereka.

Link: https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/kompetensi/article/view/2898/1210

4. Analisis Semiotika Film Laskar Pelangi Karya Riri Riza

Novel Laskar Pelangi memiliki struktur yang terdiri dari unsur intrinsik (tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan gaya bahasa) dan unsur ekstrinsik (latar belakang sosial, budaya, dan sejarah). Novel ini memiliki tema utama tentang perjuangan hidup dan tema-tema lain yang berkaitan dengan pendidikan, persahabatan, cinta, agama, dan nasionalisme. Novel ini memiliki amanat yang mengandung nilai-nilai moral, sosial, dan religius yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan dan motivasi bagi pembaca. Novel ini juga memiliki implikasi pada pembelajaran sastra, yaitu meningkatkan apresiasi, kreativitas, kritisisme, dan keterampilan berbahasa siswa.

Novel Laskar Pelangi merupakan karya sastra yang memiliki struktur, tema, dan amanat yang kaya dan bermakna. Novel tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar sastra yang dapat membantu siswa untuk memahami dan mengaplikasikan struktur, tema, dan amanat dalam karya sastra. Novel tersebut juga dapat memicu siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif tentang isu-isu sosial yang relevan dengan konteks mereka.

Link:  https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/79714/10%20Dwi%20Haryanto%2083-92.pdf?sequence=1&isAllowed=y

5. Analisis Nilai Moral Pada Film "Say I Love You" Karya Faozab Rizal

film Say I Love You mengandung beberapa nilai moral, yaitu nilai religius, nilai sosial, nilai pendidikan, nilai keluarga, dan nilai kemanusiaan. Nilai religius meliputi keimanan, ketaqwaan, kesalehan, dan kejujuran. Nilai sosial meliputi kesetaraan, keadilan, toleransi, dan solidaritas. Nilai pendidikan meliputi kecerdasan, kreativitas, tanggung jawab, dan disiplin. Nilai keluarga meliputi kasih sayang, keharmonisan, kebersamaan, dan komunikasi. Nilai kemanusiaan meliputi hak asasi, martabat, kebebasan, dan kesejahteraan. Film Say I Love You juga memiliki implikasi pada pembelajaran sastra, yaitu meningkatkan apresiasi, kreativitas, kritisisme, dan keterampilan berbahasa siswa.

film Say I Love You merupakan karya sastra yang memiliki banyak nilai moral yang bisa diteladani oleh penonton. Film tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar sastra yang dapat membantu siswa untuk memahami dan mengaplikasikan nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Film tersebut juga dapat memberikan informasi dan saran kesehatan yang bermanfaat bagi penonton.

Link: https://jurnal.pbsi.uniba-bpn.ac.id/index.php/BASATAKA/article/view/148/100

6. REPRESENTASI PESAN MORAL DALAM FILM RUDY HABIBIE KARYA HANUNG BRAMANTYO (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

Dalam penelitian representasi pesan moral dalam film Rudy Habibie ini terdapat kaitannya dengan teori yang dikemukakan oleh Roland Barthes, dengan menggunakan teori Roland Barthes tersebut peneliti dapat menemukan bagaimana pesan moral dipresentasikan di dalam film Rudy Habibie. Peneliti mengandalkan analisis semiotika dengan menggunakan penganalisisan makna denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat dalam film Rudy Habibie, dalam menemukan makna yang terkandung dan tersembunyi dalam sebuah tanda pada sebuah film. Berdasarkan hasil pada pembahasan yang merupakan analisa dari peneliti melalui elemen representasi pesan moral yang dianalisis melalui unit analisis Semiotika Roland Barthes, maka ditemukan hasil bahwa makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film rudy habibie, lebih dominan menunjukkan pesan moral religius, seperti rudy kecil sedang belajar mengaji dengan seorang gurunya bersama teman-temannya. Menggunakan kopiah serta baju muslim khusyuk membaca ayat suci al quran. Rudy membaca surat al ikhlas, kemudian gurunya meminta untuk berhenti sejenak karena ada kesalahan tanda baca. Dengan membaca al quran dapat memberikan ketenangan jiwa serta terhindar dari perbuatan buruk, rudy menunjukkan dirinya sejak dini telah didik oleh orang tuanya untuk taat beribadah.

Link: https://media.neliti.com/media/publications/205964-representasi-pesan-moral-dalam-film-rudy.pdf

7. ANALISIS SEMIOTIKA DAN PESAN MORALPADA FILM IMPERFECT 2019 KARYA ERNEST PRAKASA

Terdapat makna  yang  direpresentasikan  oleh  film Imperfect berdasarkan  jawaban  dari  sutradara dan penontonnya lewat kajian aspek objekteori semiotika milik Charles Sanders Pierece yaitu  terdiri  dari  dimensi  Ikon,  Indeks,  dan  Simbol  dan  juga  terdapat  pesan  moral  yang dikaji  melalui  konsep  moral  Burhan  Nurgiyantoro.  Kesimpulannya  adalah  Ikon  berisi para  tokoh  beserta  karakter  dalam  film.  Indeks  merupakan  sebuah  representasi  makna yang digambarkan  melalui adegan  dalam film. Simbol berisi tentang representasi makna melalui adegan dalam film yang memiliki arti yang dapat diterima oleh para penontonnya berdasarkan referensi masyarakat. Selain itu terdapat pesan moral yang dikaji berdasarkan klasifikasi  pesan  moral  menurut  Burhan  Nurgiyantoro,  yaitu moral  untuk  mensyukuri fisik  yang  diberikan  tuhan,  mencintai  diri  sendiri,  dan  bagaimana  seharusnya  kita  tidak mengomentari atau menghina fisik orang lain.Kata Kunci : Semiotika, Pesan Moral, Film.

Link: https://ejurnal.universitaskarimun.ac.id/index.php/ILKOM/article/view/199/397

8. ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM DIALOG FILM “REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU” KARYA TERE LIYE

Hasil penelitian dari tindak tutur direktif dalam dialog memiliki sepuluh data, yaitu dua data bentuk tindak tutur direktif perintah, dua data bentuk tindaktutur direktif permintaan, dua tindak tutur direktif ajakan, dua tindak tutur direktif nasihat, dan dua tindak tutur direktif larangan. Simpulan, bentuk tindak tutur direktif dalam dialog film terbagi menjadi lima bentuk tindak tutur direktif, yaitu perintah, permintaan, ajakan, nasihat, dan larangan

Link: https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/KIBASP/article/view/1182

9. Analisis Nilai Karakter dalam Film Nussa dan Rara Karya Aditya Triantoro

Hasil dan pembahasan penelitian ini menjelaskan nilai karakter pada film Nussa dan Rara karya Aditya Triantoro. Peneliti memfokuskan pada 18 nilai karakter bangsa diantaranya yaitu (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkunga, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. Dari 18 nilai karakter tersebut, terdapat semua nilai karakter dalam setiap episode film Nussa dan Rara. Setiap episode Nussa dan Rara memiliki perberbedaan dalam waktu setiap volume 1 sampai voulume 7 dan setiap tayangan selalu memberikan pesan diakhir cerita film.

Link: https://jurnal.ugj.ac.id/index.php/Caruban/article/view/3065

10. ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM SENYAP KARYA JOSHUA OPPENHEIMER

Berdasarkan hasil intepretasi dengan menggunakan pendekatan semotika Peirce. ikon, indeks dan simbol  dalam  film  senyap  menceritakan tentang  begaimana  kekerasan  yang  dilakukan  oleh  para  pelaku pembunuhan anggota PKI dan sikap heroik pelaku terhadap pembunuhan yang dilakukan. Oleh karena itu, dari analisis semiotika tersebut bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara film senyap dengan komunisme.  Film  ini  secara  keseluruhan  merupakan  pengungkapan  sejarah  kekerasan  yang  dialami  oleh anggota PKI.

Link: https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/8687/8251

11. Analisis Semiotik Dalam Film Kkn Desa PenariKarya Awi Suryadi Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

KKN  Desa  Penari adalahsalah  satu  film  menarik  yang  diprakarsai  olehAwi  Suryadi. Film KKN Desa Penari ini merupakan filmyang telah lama ditunggu-tunggu sejak viral beberapa tahun lalu. Diangkat   dari   kisah   nyata   yang   dikupas   secara   eksklusif   oleh   selebtweet @simplem81378523. Selain kisah aslinya di Twitter,film ini pun mendapatkan antusiasme  yang tinggi. Bahkan dalam 6 hari penayangan, akun Instagram resmifilmtersebut @kknmovie merilis informasi  2  juta  orang  telah  menonton film tersebut. Film  ini  juga  mendapatkan  respons  positif dari  penonton  yang  melihat  langsung  penampilan  para  pemainnya.Bahkan  alunan  sinden yang  ada  di  dalam film ini  juga  memberikan  nuansa  mistik  oleh  pendengarnya

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif ini  digunakan  untuk  mengetahui  hasil  data,  berupa  kata-kata  atau  kalimat  yang  menjadi  objek penelitian.  Metode   penelitian   merupakan   alat,   prosedur   dan   terknik   yang   dipilih   dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  metode  penelitian  kualitatif  deskriptif. Hasil  dari  penelitian  ini  menunjukan  bahwa  (1)  Wujud  penanda  dalam  film KKN  Desa Penariini terdapat 19 data (2) wujud dan maknapetanda dalam film KKN Desa Penariini terdapat 19 data (3) pemaknaan Mitos dalam film KKN Desa Penariini terdapat 17 data dan (4) Implikasi.

Link: https://badanpenerbit.org/index.php/MATEANDRAU/article/view/229/212

12. ANALISIS PESAN MORAL DALAM FILM JANGAN BACA PANCASILA KARYA RAFDI AKBAR

Jangan baca pancasila merupakan sebuah film yang bercerita tentang sebuah keluarga yang memiliki seorang anak yang bernama Sandy. Sandy lahir seperti pada anak pada umumnya, penyakit Asperger Syndrome yang diderita nya sejak kecil, membuat dia susah untuk berkomunikasi atau pun bersosialisasi kepada masyarakat dan lingkungannya, tak jarang orangorang sering menyebutnya aneh. Sandy hidup dan besar dengan seorang Ibu yang merawatnya dengan penuh kesabaran hingga dia besar.Pertama kali Sandy mengenal lingkungan dan bersosialisasi, ketika ibu nya mengantarkan Sandy ke kampus, namun perlakuan teman-teman sandy ibunyamemberikan semangat kepada Sandy, ketika pihak kampus mengadakan pemilihan presma, dengan keterbatasan yang dimiliki nya, Sandy pun berniat ikut dalam pemilihan presma, hingga Sandy memenangkan perlombaan tersebut.

Hasil analisis pesan moral yang terdapat dalam film Jangan baca pancasila karya Rafdi Akbar dalam penelitian ini ditampilkan kedalam realita yang sesungguhnya yaitu dengan adanya hubungan manusia dengan manusia, adanya hubungan manusia dengan sang pencipta dan adanya hubungan manusia dengan lingkungan.

Link: https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/87010636/564-1663-1-PB-libre.pdf?1654414996=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DAnalisis_Pesan_Moral_Dalam_Film_Jangan_B.pdf&Expires=1704589475&Signature=LC9JGDham8dpI2uS0D3aMlcv2pfv1w3RrywwZgOkoikN9vPv9oMZcgoW3xpDmI-RB1V8PYlWT14TYIo8Pz-q2EHbnhrpyYRnFINItlXMPav2ZWLnyXc8134chiXWKHBpxOw8A3EUXciLHBPI5OcnFZRxAYGzXpxSppGUqvEO7~F0-RBUsMDHdw3vHdy-JFsRWzDl3iEsPQ8DIhmFY9~dQ9LpU~XU~I7PXXGmD78OL3waQDTo-zSoQTBcczlLJjsk660gOdPasFTCphXuSPFikLhOJonfpcZpuRA6CihRFFzV4DsxfCJekwD9~32~s2X1FZEDQtrSXY5c5KQ8nWHyvQ__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

13. ANALISIS FILM 5CM KARYA RIZAL MANTOVANI (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

17 Agustus di puncak tertinggi Jawa, 5 sahabat 2 cinta, sebuah mimpi mengubah segalanya" Genta, Arial, Zafran, Riani dan Ian adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan belasan tahun lamanya. Suatu hari mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan mereka dan akhirnya kelimanya memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi satu sama lain selama tiga bulan lamanya. Selama tiga bulan berpisah penuh kerinduan, banyak yang terjadi dalam kehidupan mereka berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-masing untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan. Setelah tiga bulan berselang mereka berlimapun bertemu kembali dan merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan. Sebuah perjalanan hati demi mengibarkan sang saka merah putih di puncak tertinggi Jawa pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai Indonesia. Sebuah perjuangan atas impian, perjalanan hati yang merubah hidup mereka untuk selamanya

Penelitian  ini merupakan  Penelitian  Deskriptif  yang  bertujuan  (1)  Memperoleh gambaran objektif mengenai wujud tindak tutur lokusi, ilokusi, dan Perlokusi pada DialogFilm  5CM  Karya  Rizal  Mantovani.  (2)  Mengetahui  faktor-faktor  yang  mempengaruhi munculnya  tidak  tutur  lokusi,  ilokusi,  dan  perlokusi pada  DialogFilm  5CM  Karya  Rizal Mantovani. Pengumpulan data, menggunakan metode simakdan catat. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Tindak tutur lokusi dalam dialog film 5cm karya Rizal Mantovani  sejumlah  12  tuturan Tindak  tutur  ilokusi  dalam  dialog  film  5cm  karya  Rizal Mantovani sejumlah 33 tuturan. Tindak tutur perlokusi dalam dialog film 5cm karyaRizal Mantovani sejumlah 6 tuturan. Faktor penyebab munculnya tindak tutur lokusidalam film 5 CM karya Rizal Mantovani yaitu dalam penutur digunakannya dengan tujuan meyampaikan secara  langsung  kepada  mitra  tutur  sehingga,  menyatakan  sesuatu  dengan  kalimat  berita. Faktor penyebab munculnya tindak tutur ilokusidalam film 5 CM karya Rizal Mantovani yaitu penutur menunjukkan kesatunan, yang berarti penutur lebih cendrung memilih kalimat berita ketika meminta lawan tuturnya untuk melakukan sesuatu.Faktor penyebab munculnya tindak tutur peilokusidalam  film 5  CM  karya  Rizal  Mantovani  yaitu supaya  mitra  tutur  segera merespon tuturan yang disampaikan oleh penutur, sebagai penutur memilih tutur perlokusi.

Link: https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/jipbsi/article/view/1604/1290

14. ANALISIS SEMIOTIKA FILM “ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI”

Film Alangkah  Lucunya  (Negeri  Ini)mengangkat  potret  nyata  yang  ada  dalam  kehidupan bangsa Indonesia. Film ini juga dipenuhi bintang film Indonesia, tercatat ada sembilan nama peraih piala citra  yang  berkolaborasi  secara  sempurna  untuk  menyajikan  tontonan  yang  berkualitas.  Slamet Rahardjo,Deddy Mizwar, Tio Pakusadewo, dan Rina Hasyim. Keseluruhan film dipenuhi satir-satir politik yang   cerdas.   Jauh   dari   itu   film   ini   membuka   mata   kita   semua.   Tentang  pendidikan,   tentang pengangguran,  tentang  kerasnya  hidup  di  jalanan,  serta  kritik  pada  penguasa  negeri  ini.  Tanpa pemahaman, film ini hanya akan sekedar menjadi komedi belaka.Dengan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai makna simbolis mengenai pesan moral yang ingin disampaikan pada filmAlangkah Lucunya (Negeri Ini).Maka  itu,  sangat  penting  untuk  mengetahui  Semiotika  Film Alangkah  Lucunya  (Negeri  Ini)agar masyarakat bisa mengetahui film-film yang mendidik dan lewat film ini, bisa memberikan inspirasi bagi generasi penerus bangsa tentang pentingnya pendidikan untuk membangun suatu bangsa negara yang lebih baik kedepannya.Dengan  Mengetahui  Semiotika  dari  Film Alangkah  Lucunya  (Negeri  Ini)maka  Masyarakat maupun penonton bisa tahu yang film yang komedi biasa atau komedi tak berisi (absurb) dengan film komedi satir (sindiran) yang sarat akan pesan positif bagi pemerintah, para pembuat film dapat belajar dari Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini)dengan memberikan pada masyarakat film yang berisi harapan dan cita-cita kedepan untuk pendidikan dan karakter bangsa dan negara kita Indonesia.

Link: https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/6713/6233

15. ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DILAN DALAM FILM DILAN 1990

Film Dilan 1990 merupakan sebuah film karya Pidi Baiq. Film Dilan menceritakan kisah percintaan anak SMA. Film ini sukses menarik perhatian  masyrakat  karena  kisah  cinta  pada  tahun  1990  dan  karena dibintangi   oleh   Iqbaal   Ramadhan   dan   Vanesha   Prescilla. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur ekspresif Dilan dalam  film  Dilan  1990.  Penilitian  ini  menggunakan  metode  penelitian deskripsi  kualitatif.  Pengumpulan  data  pada  penelitin  ini  menggunakan teknik  simak  dan  teknik  catat.  Data  penelitian  ini  berupa  penggalan tuturan Dilan yang berupa tindak tutur ekspresif. Sumber data penelitian ini  adalah  keseluruhan  tuturan  Dilan  kepada  Milea  dalam  film  Dilan 1990.   Dari   penelitian   ini   diharapkan   teridentifikasinya   tindak  tutur ekspresif  Dilan. Dari  data  penelitian,  ditemukan  tindak  tutur  ekspresif Dilan kepada Milea yaitu tindak tutur ekspresif memuji, meminta maaf, mengucapkan selamat, dan mengkritik.

Link: http://ejournal.fkip.unsri.ac.id/index.php/logat/article/view/7/44

16. Analisis Isi Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)” merupakan karya sutradara Angga Dwimas Sasongko satu diantara film drama keluarga yang memberikan penyajian cerita dalam film yang jika kita membaca ‘teks’ nya akan diperoleh ‘pesan’ (messages) yang cukup bermakna. Film NKCTHI mengisahkan tentang sebuah keluarga yang menyimpan sebuah ‘rahasia’. Si Sulung laki-laki, Angkasa (Rio Dewanto), perempuan Si Anak Tengah, Aurora (Sheila Dara) dan perempuan Si Bungsu, Awan (Rachel Amanda), kakak beradik yang hidup dalam keluarga tampak bahagia. Namun, setelah mengalami kegagalan besar pertama di tempat kerjanya, Si Bungsu Awan berkenalan dengan Kale, laki-laki pemusik eksentrik yang memberinya pengalaman hidup baru mengenai patah, bangun, jatuh, tumbuh dan ketakutan manusia pada umumnya. Awan, Si Bungsu yang mulai mencicipi dinamika hidup, jatuh dan bangun serta pahitnya gagal sebagai bagian dari proses pendewasaan

“Nanti Kita Cerita Tentang Hari INI (NKCTHI)” yang bergenre drama keluarga yang telah mendeskripsikan tentang kedudukan dan peran seorang lelaki, suami dan ayah dalam sebuah keluarga yang digugat oleh anak-anaknya sesuai perkembangan jaman mereka. Pesan cerita film NKCTHI ini menggugat dominasi laki-laki sebagai suami dan sekaligus ayah dalam latar belakang masyarakat yang masih patriarki, dimana otoritas dan pusat kekuasaan masih dominan pada laki-laki. Dari kajian analisis isi (content analysis) yang dilakukan pada film nasional “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)” dapat disimpulkan film sebagai sebuah medium dapat digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan tentang peran seorang laki-laki (sebagai suami, sekaligus seorang ayah) dalam sebuah keluarga. Proses pembacaan ‘teks’ dalam sebuah film dimana segenap khazanah memori kita terlibat dan akan menjadi landasan, meliputi berbagai bahan bacaan lain dari berbagai sumber akan menjadi wawasan, pengalaman dan juga sistem nilai masyarakat yang sudah terbentuk dalam diri kita akan turut menjadi sandaran penilain terhadap sebuah film.

Link: https://jurnal.uai.ac.id/index.php/JAISS/article/view/462

17. ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA FILM KARMA KARYA BULLAH LUBIS

Karma merupakan sebuah film bergenre drama percintaan musikal yang mengangkat tentang fenomena sosial masyarakat batak Angkola-Mandailing tentang keyakinan akan hukum karma yang sangat diyakini di dalam adat istiadat batak. Dan di dalam film ini menceritakan kisah percintaan Yuli dan Romi yang mengalami konflik ketika Raja menyatakan cinta kepada Yuli. Sebagai sebuah film yang bersifat audio visual tentu ada unsur-unsur yang terkandung di dalamnya yang bisa dianalisis. Di dalam film ini terdapat enam unsur intrinsik yang di analisa, yaitu: 1) tema; 2) alur; 3) tokoh dan penokohan; 4) latar; 5)bahasa; 6) pesan moral. Dan untuk mengetahui keterkaitan antar unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam film ini menggunakan analisis struktural dan naratif. Dengan analisis struktural dan naratif sebuah karya dapat diketahui secermat mungkin keterkaitan antar unsur dalam pembentukan sebuah karya yang berupa plot, adegan, tokoh serta karakter. Karena sebuah film merupakan sebuah karya imajinasi yang memiliki rangkaian peristiwa, sehingga dengan adanya hal tersebut sebuah karya seni film akan nampak lebih hidup dan menarik untuk dinikmati.

Link: https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/60062403/ANALISIS_UNSUR_INTRINSIK_PADA_FILM20190719-76356-u9bprm-libre.pdf?1563603496=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DANALISIS_UNSUR_INTRINSIK_PADA_FILM_KARMA.pdf&Expires=1704590793&Signature=GQz9oOT6ndvhPFQxql4fsihBU~ww~aojTaO5UjCnU0B-AIIOimbeipGvqJ64nHKShkcQsvTb-wFTUZPdKvHwHBNuYtoLdOkd0g-J5pEqz7TvuA0zO0UQ8H4m9y~qDXjoRvy6B9umqcwfgm~Mmr90JA7SrN80lqnH7eX1vyPjHu5q5MjC91x4X2qVP7PQt4yPGXw2nYebJyeNvYIdKdyZm4rAhJl30yT57bL-4o0ioA57z8uQYfsGys3Z-WxjmcR5EFFByIF9MvGlFf6d7j2EdhkPKFaSs-3nSuIYArqxh920MykXSuWg1pZ0YHZ1-eX5mitiy48Io8orYrbHhxBkgA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

18. ANALISIS SOSIOLINGUISTIK BILINGUALISME DALAM FILM LAYLA MAJNUN KARYA MONTY TIWA

Pembahasannya   yaitu   terkait   bilingualisme   yang   terjadi   dalam percakapan-percakapan tersebut. Pembahasan pertama membahas tentang bentuk  bilingualisme  yaitu  tentang  semua  yang  terjadi  dalam  tindak bahasa tersebut. Pembahasan keedua yaitu membahas tentang nilai moral yang terkandung dalam film Layla Majnun karya Monty Tiwa. Penelitian ini berdasarkan pada analisis data bentuk bilingualisme dan Nilai Moral, rumusan   masalah,   dan   tujuan   penelitian.   Hasil   penelitian   berupa percakapan  yang  mengandung  bilingualisme  antara  tokoh  dalam  Layla Majnun karya Monty Tiwa.

Bilingualisme yaitu kemampuan seseorang menggunakan lebih dari dua bahasa. Nilai moral ialah suatu materi atau gagasan mengenai ajaran tentang baik  dan  buruknya  perbuatan  dan  kelakuan  yang  ingin  disampaikan  oleh pembuat    film    kepada    penontonnya. Tujuanpenelitian    ini    untuk mendeskripsikan wujud bilingualisme dalam novel  Layla  Majnun karya Monty Tiwa. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalahobservasi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang  dipakai  dalam  penelitian  ini  adalah teknik  simak,  teknik rekam, dan  teknik catat. Dalam  penelitian  inikeabsahan  datanya  diperiksa  dengan teknik triangulasi.Teknik  analisis  data  menggunakan  model  Miles  dan Huberman yaitu   pengumpulan   data, reduksi   data,   penyajian   data   dan kesimpulan   dan verifikasi   data. Hasil   dari   penelitian   ini   yaitu   wujud bilingualisme  berupa  tuturan  yang  dilakukan  oleh  para  tokoh  yang ada dalam  film  tersebut.  Berdasarkan  penelitian  Bilingualisme  yang  ditemukan oleh  peneliti  dalam  film  Layla  Majnun  karya  Monty  Tiwaterdapat  16tuturan data.

Link: https://ejournal.iaida.ac.id/index.php/Peneroka/article/view/1567/980

19. DAKWAH MELALUI FILMANALISIS SEMIOTIKA PESAN DAKWAH DALAM FILM "SANG KIAI" KARYA RAKO PRIJANTO

Tujuan dari penelitian ini secara umum untuk mengetahui bagaimana dakwah melalui film di dalam film “Sang Kiai” karya Rako Prijanto melalui semiotika Roland Barthes. Berdasarkan pada analisis yang dilakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa film ini syaratdengan pesan dakwahnya, di mana proses dakwah yang terjadi di dalam film ini ialah tentang suri teladan seorang kiai Hasyim Asyari yang begitu dikagumi oleh para santri pondok pesantren  Tebu Ireng,  sahabat  dan  keluarganya.;  (1)  terdapat  tiga  pesan  dakwah dalam film “Sang Kiai” karya Rako Prijanto yakni; pesan akidah, pesan akhlak dan pesan syariat. (2) dakwah dalam film “Sang Kiai” dikemas dengan menampilkan karakter-karakter dialog yang sangat menggugah dan penuh pesan bermakna hubungan antar sesama manusia  dan hubungan kepada Allah SWT, dan tidak terlepas dari nilai-nilai nasionalisme. (3) simbol-simbol yang mengandung kaidah-kaidah yang Islami baik itu dari cara berpakaian, tutur kata, sikap yang sopan santun, hormat kepada orang tua dan guru, menjaga ibadah serta berjihad di jalan Allah SWT.

Link: https://e-journal.umaha.ac.id/index.php/deskovi/article/view/805/661

20. ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN MORAL FILM KOALA KUMAL

Hasil penelitian memperoleh deskripsi tentang nilai-nilai pendidikan karakter dan melakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian pada film Koala Kumal bahwa nilai pendidikan karakter untuk nilai Kreatif sebanyak 5, Rasa ingin tahu 3, Jujur 3, Kerja keras 2, Disiplin 3, dan nilai pendidikan karakter lainnya menyusul pada nilai 1 point. Dari hasil analisis di dapat bahwa nilai pendidikan karakter yang terdapat di dalam film “Koala Kumal” yang paling dominan yaitu nilai Kreatif dan Rasa ingin tahu. Meskipun nilai religius tidak terdapat dalam film ini yang merupakan salah satu nilai yang harus di miliki oleh karakter bangsa Indonesia, tetapi hal positif yang dapat di ambil yaitu nilai kreatif yang bisa dijadikan contoh untuk menanamkan niai tersebut yang merupakan salah satu nilai karakter bangsa Indonesia. Nilai kreatif dan jujur yang terdapat dalam film “Koala Kumal” juga bagus untuk mendidik anak anak Indonesia untuk bisa berfikir secara kreatif serta selalu jujur untuk bisa memajukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan. Para pendidik disarankan dapat menggunaka film sebagai media pengajaran, salah satunya film Koala Kumal. Melalui film , anak akan secara tidak sadar mengambil pelajaran nilai moral dan karakter yang ada dalam film Koala Para pendidik disarankan dapat menggunaka film sebagai media pengajaran, salah satunya film Koala Kumal. Melalui film , anak akan secara tidak sadar mengambil pelajaran nilai moral dan karakter yang ada dalam film Koala.

Link: https://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/JPK/article/view/2328

21. ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM STIP & PENSIL KARYA ARDY OCTAVIAND

Hasil dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat 24 nilai pendidikan karakter dalam film Stip & Pensil karya Ardy Octaviand, sebagaimana yang diprogramkan Kemendiknas. Ke 24 nilai pendidikan karakter tersebut adalah sebagai berikut: 3 nilai pendidikan karakter cinta damai, 1 nilai pendidikan karakter kreatif, 3 nilai pendidikan karakter kerja keras, 2 nilai pendidikan karakter tanggung jawab, 1 nilai pendidikan karakter mandiri, 4 nilai pendidikan karakter peduli sosial, 2 nilai pendidikan karakter toleransi, jujur, 3 nilai pendidikan karakter menghargai prestasi, dan 2 nilai pendidikan karakter rasa ingin tahu.

Link: https://etheses.iainponorogo.ac.id/13938/1/SKRIPSI%20210617025%20MUHAMMAD%20CHOIRUL%20ANAM.pdf

22. ANALISIS FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA HANUNG BRAMANTYO MELALUI MODEL SARA MILLS

Hasil penelitian. Pengetahuan dan wawasan kebahasaan peneliti khususnya teori tentang tindak tutur menjadi kunci pokok dalam keberhasilan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah, teknik simak dan mencatat. Teknik Simak adalah teknik pengumpulan data dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik catat adalah teknik atau cara yang digunakan untuk mencatat data-data yang ditemukan ke dalam nota pencatat data. Setelah data terkumpul data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Adapun penggunaan tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah dengan meninjau kembali beberapa penelitian terdahulu tentang film yang menggunakan model Sarah Milss sebagai proses interpretasi.

23. Analisis Penggunaan Bahasa Slang Dalam Film “Modus” Karya Fajar Bustomi Dan Adhe Dharmastriya

Sebagai  mahluk  sosial,  manusia  tentu  saling  membutuhkan.  Untuk  dapat  saling memahami  maka  setiap   manusia   harus   mampu   mengkomunikasikan   maksud   atau   tujuan pembicaraannya melalui bahasa. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan mitra tutur, tempat tutur,  topik  tutur,  keakraban  dan  termasuk  juga  eksistensi  penggunaan  bahasa.  Keakraban  dan keintiman antara penutur dan mitra tutur akan mempengaruhi bahasa  yang digunakan, ditambah lagi  zaman  yang  semakin  modern  banyak  bahasa  yang  mudah  dipelajarai  dan  dipahami  untuk dijadikan  bentuk  komunikasi  antara  penutur  dan  mitra  tutur.  Salah  satu  ragam  bahasa  yang digunakan  saat  ini  adalah  bahasa  slang.  Slang  dapat  dikatakan  sebagai  salah  satu  ragam  bahasa yang  digunakan  dalam  proses  berkomunikasi  sehari-hari  yang  maknanya  hanya  diketahui  oleh kelompok masyarakat tertentu. Bahasa slang umumnya digunakan oleh kaum remaja dan muda-mudi.  Bahasa  slang  ini  umumnya  bersifat  arbiter  dan  berubah  sesuai  zamannya.    Begitupun dengan  penelitian  ini,  hal  yang  ingin  dikaji  ialah  berapa  banyak  bahasa  slang  yang  terdapat dalam  film  “Modus”.  Adapun  metode  penelitian  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  yaitu metode  penelitian  kualitatif,  dengan  pendekatan  deskriptif  analisis  dan  teknik  tematik.  Melalui analisis  tersebut  ditemukan  bahwa  dalam  video  terdapat  penggunaan  bahasa  slang  baik  itu singkatan,  pemendekan  kata,  dan  pelesetan.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  terdapat 58 wujud bahasa slang dalam film “Modus”.

Link: https://jurnal-stiepari.ac.id/index.php/pustaka/article/view/465/485

24. ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM KEHORMATAN DIBALIK KERUDUNG KARYA MA’MUN AFFANY

Berdasarkan  hasil  penelitian dapat disimpulkan: (1) Berbagai tanda yang digunakan dalam film Kehormatan Dibalik Kerudung mulai dari ikon,  indeks,  dan  simbol  yang  merupakan  seluruh  rangkaian  tanda  yang  memberikan  sebuah  makna.  (2) Ikon dalam film ini adalah visualisasi yang ada pada setiap adegannya, terutama setiap adegan yang terdapat sosok Ifand dan Syahdu. (3) Setiap akting yang dilakukan oleh Ifand dan Syahdu menjadi sebuah indeks dan memunculkan   simbolisasi   tertentu.   Diharapkandengan   adanya   penelitianini   dapat   memberikan sumbangan pikiran khususnya tentang nilai semiotika yang meliputi ikon, indeks, dan simbol serta dapat memberikan kontribusi keilmuan sastra tertulis dan seluruh disiplin keilmuan secara umum.Kata Kunci:Analisis semiotika,film Kehormatan Dibalik Kerudung,Ma’mun Affany.

Link: https://ejurnal.stkip-pb.ac.id/index.php/jurnal/article/view/266/207

25. Analisis Semiotik Film Gundala Karya Joko Anwar

Film Gundala adalah film bergenre fiksi aksi karya joko anwar yang mengangkat tema mengenai permasalahan sosial. Dalam permasalah  sosial  tersebut  terdapat  kelas  yang  sangat  berperan  penting  di  dalamnya.  Kelas  sosial  merupakan  pembagian golongan masyarakat berdasarkan pendidikan, pekerjaan, kepemilikan harta, dan gaya hidup. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah menunjukkan bagaimana kelas-kelas tersebut ditampilkan dalam film Gundala. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes. Penelitian ini berfokus pada adegan dimana kelas  sosial  tersebut  direpresentasikan.  Hasil  penelitian  ini  menunjukan  bahwa  representasi  kelas  sosial  dibagi  menjadi  4 (empat) kategori. Pertama, representasi kelas sosial bawah yang menggambarkan pendidikan. Kedua, representasi kelas sosial atas yang ditunjukkan melalui fashion, harta, dan jabatan. Ketiga, representasi konflik antar kelas yang ditunjukkan dengan adegan konflik pekerja dengan pemilik pabrik. Kemudian yang terakhir adalah representasi kesenjangan antar kelas melalui tempat tinggal

Link: https://journalaudiens.umy.ac.id/index.php/ja/article/view/230/142

26. ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHESPADA POSTER FILM PARASITEVERSI NEGARA INGGRIS

Poster  film  merupakan  salah  satu  media  untuk  mempromosikan  sebuah  film. Parasiteadalah  salah satu film  asal  Korea  Selatan  danfilm  non  bahasa Inggris  pertama  yang berhasil  membawa  pulang penghargaan  Oscar  di  acara  Academy  Award  ke-92.  Kesuksesan  tersebut  membuat  film Parasitedirilis  ulang  di  berbagai  negara  salah  satunya  Inggris.  Menandai  perilisannya,  dibuatlah  poster  baru yang  berbeda.  Poster  yang didesain  oleh  La  Boca  studio  ini  terlihat  unik  dengan  objek-objek  acak bertebaran  di  beberapa  ruangan.  Tujuan  penelitian  ini  yaitu  menemukan  makna  dibalik  poster  film Parasiteversi  negara  Inggris.  Penelitian  ini  menggunakan  teori  semiotika  Roland  Barthes  guna membedah  tanda-tanda  menggunakan  sistem  denotasi,  konotasi  dan  mitos.Metode  penelitian  yang digunakan  yaitu  pendekatan  kualitatif  yang  bersifat  deskriptif.Hasil  dari  penelitian menunjukkan bahwaterdapat  beberapa  objek  yang  merepresentasikan  duakeluarga  yang  berlatar  ekonomi  berbeda dalam  film.  Tanaman  bonsai  dan  anjing  putih  merepresentasikan  keluarga  Park  yang  kaya  sedangkan Kloset   dan Landscape   stonemerepresentasikan   keluarga   Kim   yang   miskin.   Beberapa   objek merepresentasikan  adegan-adegan  yang  terjadi  di  dalam  Film Parasiteyakni tenda,  sepasang  mata, kode morse, sepasang kaki dan tangga

Link: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/article/view/37896/33472

27.  Analisis Semiotika Diskriminasi Pada Film “The Hate U Give”

Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  film ini  ingin  menyampaikan  pesan  kepada  khalayak bahwa  keadilan  tidak  harus ditegakkan  tanpa  memandang  Ras.  Film  ini  juga  menunjukkan  bagaimana bentuk    diskriminasi    yang    dilakukan    kepada    Ras    Kulit    Hitam    dan menggambarkan  resiko  korban  ketidakadilan  yang  menyebabkan gangguan mental, stres, kecemasan, dan depresi.

Link: https://journal.rc-communication.com/index.php/JDMR/article/view/12/11

28. ANALISIS SEMIOTIK TERHADAP FILM IN THE NAME OF GOD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi konsep jihad Islam yang ditampilkan dalam film ini adalah berupa jihad yang dimaknai sebagai peperangan, jihad dalam menuntut ilmu, dan jihad untuk mempertahankan diri dari ketidakadilan yang menimpa seseorang. Di sini, Shooaib Mansoor, sutradara film ini, menonjolkan jihad yang berkonotasi pada peperangan pada potret kultur yang diambil adalah sekelompok orang Pakistan yang tinggal di dekat perkampungan Thaliban, sehingga kalaupun pemahaman mereka tentang jihad cukup keras, maka itu adalah hal yang wajar. Sedangkan representasi jihad yang lain diwakili oleh dua tokoh lain yang hidup di Amerika dan Inggris, mereka yang dianggap mengagungkan demokrasi, persamaan hak, dan kebebasan, tidak mengenal dan tidak menyetujui konsep jihad yang keras itu.

Link: https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21832/1/HANI%20TAQIYYA-FDK.PDF

29. ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER TERHADAP PEREMPUAN DALAM FILM MARLINA SI PEMBUNUH EMPAT BABAK

Film “Marlina Si Pembunuh Empat Babak” merupakan film yang menggambarkan kehidupan seorang perempuan yang mengalami bentuk-bentuk ketidakadilan yang selalu menimpanya kepadanya. Alasan memilih film “Marlina Si Pembunuh Empat Babak” karena fenomena perempuan yang dipresentasikan dalam film tersebut, merupakan gambaran kehidupan perempuan-perempuan yang ada di Sumba (Nusa Tenggara Timur). Tujuan Dalam penelitian ini untuk mengetahui makna simbol-simbol bentuk ketidakadilan gender yang terdapat dalam scene-scene dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat makna simbol yang memperlihatkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender berupa subordinasi, marginalisasi, kekerasan, streotipe dan beban kerja ganda. Bagi para pembuat film berikutnya yang ingin memproduksi film terkait genre film yang sama, agar tidak membuat keadaan para perempuan dipinggirkan, ditindas, serta dilakukan tidak sepantasnya oleh keberadaan laki-laki. Karena perempuan memiliki hak dan kebebasan sama seperti laki-laki.

Link: https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/view/1591

30. ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORALDALAM FILM JOKOWI

Film  Jokowi  adalah  film  fiksi  yang  dibuat  berdasarkan kehidupan  masa  kecil Jokowi  seorang  anak  miskin  yang  ingin  merubah  kehidupannya  hingga  dia  menjadi walikota  Solo,  kemudian  gubernur  DKI  Jakarta,  dan  sekarang  adalah  presiden  Republik Indonesia.  Dimana  dalam  cerita  kehidupan  masa  kecilnya  mengandung  banyak pesan moral yang memang ditujukan untuk seluruh kalangan masyarakat khususnya kaum muda. Tujuan  penelitan  ini  adalah  mengetahui  dan   memahami representamen,  object,dan intrepretan yang  terdapat  dalam  film  Jokowi.Teori  yang  digunakan  adalah  teori  Charles Sanders Pierce. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika. Penelitian  ini  menghasilkan  pesan  moral dari  tanda-tanda  yangterkandung  dalam  film Jokowi.  Lima scenetersebut  mengandung  pesan-pesan  moral  yang  bisa  dicontoh  untuk para anak-anak agar tertanam pada diri mereka sifat-sifat atau moral yang mulia. Serta bisa menjadi  pribadi  yang  lebih  baik  lagi  untuk  mencapai  masa  depan  yang  gemilang.Pesan moral  yang  dihasilkan,  yaitu: melestarikan  budaya  Indonesia,  mengingat  Tuhan,tolong menolong,  identitas  dalam  beragama,  toleransi  dan  kerukunan  antar  umat  beragama, jangan  melakukan  dan  menerima  suap,  rajin  dan  ulet  untuk  mencapai  kesuksesan,  dan bersyukur dengan kehidupan.

Link: https://www.jurnal.stiebi.ac.id/index.php/Jebi/article/view/386/301

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Mimesis dan Significant Form

Proses Penulisan Artikel Ilmiah Tahap 1