Mencari Referensi Untuk Penulisan Artikel Ilmiah
Nama: Muhamad Akbar Samudra
NPM: 202246500756
Kelas: R3J
Analisis Jurnal
1. Analisis Film Keluarga Cemara Karya Yandy Laurens
Hasil analisis terdapat 15 bentuk tindak tutur direktif dalam film Keluarga Cemara, yaitu memerintah, meminta, mengajak, menyarankan, mengusulkan, mengizinkan, melarang, mengancam, memperingatkan, menawarkan, mengundang, memuji, mengkritik, mengejek, dan memohon. Tindak tutur direktif dalam film tersebut berfungsi untuk mendorong lawan tutur melakukan tindakan yang diinginkan oleh penutur. Faktor yang mempengaruhi tindak tutur direktif dalam film tersebut adalah hubungan kekerabatan, status sosial, situasi, dan tujuan komunikasi antara penutur dan lawan tutur.
Kesimpulan dari film tersebut yaitu tindak tutur direktif merupakan salah satu jenis tindak tutur yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, khususnya dalam film. Tindak tutur direktif memiliki berbagai bentuk, fungsi, dan faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu linguistik, khususnya pragmatik, serta bagi pengajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam hal pemahaman teks lisan.
Link: http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/ghancaran/article/view/3271/2172
2. Analisis Semiotik Film CIN(T)A Karya Sammaria Simanjuntak
Hasil analisi judul film Cin(T)a memiliki makna ganda, yaitu cinta dan sinta. Cinta adalah perasaan kasih sayang yang universal, sedangkan sinta adalah nama tokoh utama perempuan dalam film tersebut. Ikon, indeks, dan simbol dalam film Cin(T)a juga memiliki makna yang beragam, tergantung pada konteks dan interpretasi penonton. Beberapa contoh ikon, indeks, dan simbol dalam film tersebut adalah tato, salib, jilbab, kertas putih, dan kertas merah. Tato melambangkan identitas dan kebebasan, salib melambangkan agama Kristen, jilbab melambangkan agama Islam, kertas putih melambangkan kesucian dan kemurnian, dan kertas merah melambangkan dosa dan kejahatan. Film Cin(T)a menggambarkan cinta, agama, dan perbedaan sebagai hal yang kompleks dan tidak bisa dipisahkan. Film tersebut juga mengajak penonton untuk lebih toleran dan menghargai perbedaan.
Kesimpulannya film Cin(T)a merupakan karya seni yang memiliki banyak makna dan pesan yang bisa ditafsirkan secara berbeda oleh setiap penonton. Film tersebut menggunakan semiotik sebagai cara untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat kritis, provokatif, dan edukatif. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya analisis semiotik, serta bagi pengajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam hal pemahaman teks audiovisual.
Link: https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/325/1/101767-NURLACLATUL%20FAJRIAH-FDK.PDF
3. Analisis nilai moral dalam film “DUA GARIS BIRU” Karya Gina S. Noer dan implikasinya pada pembelajaran sastra
Hasil analisis film Dua Garis Biru mengandung beberapa nilai moral, yaitu nilai religius, nilai sosial, nilai pendidikan, nilai keluarga, dan nilai kemanusiaan. Nilai religius meliputi keimanan, ketaqwaan, kesalehan, dan kejujuran. Nilai sosial meliputi kesetaraan, keadilan, toleransi, dan solidaritas. Nilai pendidikan meliputi kecerdasan, kreativitas, tanggung jawab, dan disiplin. Nilai keluarga meliputi kasih sayang, keharmonisan, kebersamaan, dan komunikasi. Nilai kemanusiaan meliputi hak asasi, martabat, kebebasan, dan kesejahteraan. Film Dua Garis Biru juga memiliki implikasi pada pembelajaran sastra, yaitu meningkatkan apresiasi, kreativitas, kritisisme, dan keterampilan berbahasa siswa.
Kesimpulannya film Dua Garis Biru merupakan karya sastra yang memiliki banyak nilai moral yang bisa diteladani oleh penonton. Film tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar sastra yang dapat membantu siswa untuk memahami dan mengaplikasikan nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Film tersebut juga dapat memicu siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif tentang isu-isu sosial yang relevan dengan konteks mereka.
Link: https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/kompetensi/article/view/2898/1210
4. Analisis Semiotika Film Laskar Pelangi Karya Riri Riza
Novel Laskar Pelangi memiliki struktur yang terdiri dari unsur intrinsik (tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan gaya bahasa) dan unsur ekstrinsik (latar belakang sosial, budaya, dan sejarah). Novel ini memiliki tema utama tentang perjuangan hidup dan tema-tema lain yang berkaitan dengan pendidikan, persahabatan, cinta, agama, dan nasionalisme. Novel ini memiliki amanat yang mengandung nilai-nilai moral, sosial, dan religius yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan dan motivasi bagi pembaca. Novel ini juga memiliki implikasi pada pembelajaran sastra, yaitu meningkatkan apresiasi, kreativitas, kritisisme, dan keterampilan berbahasa siswa.
Novel Laskar Pelangi merupakan karya sastra yang memiliki struktur, tema, dan amanat yang kaya dan bermakna. Novel tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar sastra yang dapat membantu siswa untuk memahami dan mengaplikasikan struktur, tema, dan amanat dalam karya sastra. Novel tersebut juga dapat memicu siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif tentang isu-isu sosial yang relevan dengan konteks mereka.
Link: https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/79714/10%20Dwi%20Haryanto%2083-92.pdf?sequence=1&isAllowed=y
5. Analisis Nilai Moral Pada Film "Say I Love You" Karya Faozab Rizal
film Say I Love You mengandung beberapa nilai moral, yaitu nilai religius, nilai sosial, nilai pendidikan, nilai keluarga, dan nilai kemanusiaan. Nilai religius meliputi keimanan, ketaqwaan, kesalehan, dan kejujuran. Nilai sosial meliputi kesetaraan, keadilan, toleransi, dan solidaritas. Nilai pendidikan meliputi kecerdasan, kreativitas, tanggung jawab, dan disiplin. Nilai keluarga meliputi kasih sayang, keharmonisan, kebersamaan, dan komunikasi. Nilai kemanusiaan meliputi hak asasi, martabat, kebebasan, dan kesejahteraan. Film Say I Love You juga memiliki implikasi pada pembelajaran sastra, yaitu meningkatkan apresiasi, kreativitas, kritisisme, dan keterampilan berbahasa siswa.
film Say I Love You merupakan karya sastra yang memiliki banyak nilai moral yang bisa diteladani oleh penonton. Film tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar sastra yang dapat membantu siswa untuk memahami dan mengaplikasikan nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Film tersebut juga dapat memberikan informasi dan saran kesehatan yang bermanfaat bagi penonton.
Link: https://jurnal.pbsi.uniba-bpn.ac.id/index.php/BASATAKA/article/view/148/100
6. REPRESENTASI PESAN MORAL DALAM FILM RUDY HABIBIE KARYA HANUNG BRAMANTYO (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)
Dalam penelitian representasi pesan moral dalam film Rudy Habibie ini terdapat kaitannya dengan teori yang dikemukakan oleh Roland Barthes, dengan menggunakan teori Roland Barthes tersebut peneliti dapat menemukan bagaimana pesan moral dipresentasikan di dalam film Rudy Habibie. Peneliti mengandalkan analisis semiotika dengan menggunakan penganalisisan makna denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat dalam film Rudy Habibie, dalam menemukan makna yang terkandung dan tersembunyi dalam sebuah tanda pada sebuah film. Berdasarkan hasil pada pembahasan yang merupakan analisa dari peneliti melalui elemen representasi pesan moral yang dianalisis melalui unit analisis Semiotika Roland Barthes, maka ditemukan hasil bahwa makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film rudy habibie, lebih dominan menunjukkan pesan moral religius, seperti rudy kecil sedang belajar mengaji dengan seorang gurunya bersama teman-temannya. Menggunakan kopiah serta baju muslim khusyuk membaca ayat suci al quran. Rudy membaca surat al ikhlas, kemudian gurunya meminta untuk berhenti sejenak karena ada kesalahan tanda baca. Dengan membaca al quran dapat memberikan ketenangan jiwa serta terhindar dari perbuatan buruk, rudy menunjukkan dirinya sejak dini telah didik oleh orang tuanya untuk taat beribadah.
Link: https://media.neliti.com/media/publications/205964-representasi-pesan-moral-dalam-film-rudy.pdf
7. ANALISIS SEMIOTIKA DAN PESAN MORALPADA FILM IMPERFECT 2019 KARYA ERNEST PRAKASA
Terdapat makna yang direpresentasikan oleh film Imperfect berdasarkan jawaban dari sutradara dan penontonnya lewat kajian aspek objekteori semiotika milik Charles Sanders Pierece yaitu terdiri dari dimensi Ikon, Indeks, dan Simbol dan juga terdapat pesan moral yang dikaji melalui konsep moral Burhan Nurgiyantoro. Kesimpulannya adalah Ikon berisi para tokoh beserta karakter dalam film. Indeks merupakan sebuah representasi makna yang digambarkan melalui adegan dalam film. Simbol berisi tentang representasi makna melalui adegan dalam film yang memiliki arti yang dapat diterima oleh para penontonnya berdasarkan referensi masyarakat. Selain itu terdapat pesan moral yang dikaji berdasarkan klasifikasi pesan moral menurut Burhan Nurgiyantoro, yaitu moral untuk mensyukuri fisik yang diberikan tuhan, mencintai diri sendiri, dan bagaimana seharusnya kita tidak mengomentari atau menghina fisik orang lain.Kata Kunci : Semiotika, Pesan Moral, Film.
Link: https://ejurnal.universitaskarimun.ac.id/index.php/ILKOM/article/view/199/397
8. ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM DIALOG FILM “REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU” KARYA TERE LIYE
Hasil penelitian dari tindak tutur direktif dalam dialog memiliki sepuluh data, yaitu dua data bentuk tindak tutur direktif perintah, dua data bentuk tindaktutur direktif permintaan, dua tindak tutur direktif ajakan, dua tindak tutur direktif nasihat, dan dua tindak tutur direktif larangan. Simpulan, bentuk tindak tutur direktif dalam dialog film terbagi menjadi lima bentuk tindak tutur direktif, yaitu perintah, permintaan, ajakan, nasihat, dan larangan
Link: https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/KIBASP/article/view/1182
9. Analisis Nilai Karakter dalam Film Nussa dan Rara Karya Aditya Triantoro
Hasil dan pembahasan penelitian ini menjelaskan nilai karakter pada film Nussa dan Rara karya Aditya Triantoro. Peneliti memfokuskan pada 18 nilai karakter bangsa diantaranya yaitu (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkunga, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. Dari 18 nilai karakter tersebut, terdapat semua nilai karakter dalam setiap episode film Nussa dan Rara. Setiap episode Nussa dan Rara memiliki perberbedaan dalam waktu setiap volume 1 sampai voulume 7 dan setiap tayangan selalu memberikan pesan diakhir cerita film.
Link: https://jurnal.ugj.ac.id/index.php/Caruban/article/view/3065
10. ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM SENYAP KARYA JOSHUA OPPENHEIMER
Berdasarkan hasil intepretasi dengan menggunakan pendekatan semotika Peirce. ikon, indeks dan simbol dalam film senyap menceritakan tentang begaimana kekerasan yang dilakukan oleh para pelaku pembunuhan anggota PKI dan sikap heroik pelaku terhadap pembunuhan yang dilakukan. Oleh karena itu, dari analisis semiotika tersebut bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara film senyap dengan komunisme. Film ini secara keseluruhan merupakan pengungkapan sejarah kekerasan yang dialami oleh anggota PKI.
Link: https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/8687/8251
11. Analisis Semiotik Dalam Film Kkn Desa PenariKarya Awi Suryadi Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
KKN Desa Penari adalahsalah satu film menarik yang diprakarsai olehAwi Suryadi. Film KKN Desa Penari ini merupakan filmyang telah lama ditunggu-tunggu sejak viral beberapa tahun lalu. Diangkat dari kisah nyata yang dikupas secara eksklusif oleh selebtweet @simplem81378523. Selain kisah aslinya di Twitter,film ini pun mendapatkan antusiasme yang tinggi. Bahkan dalam 6 hari penayangan, akun Instagram resmifilmtersebut @kknmovie merilis informasi 2 juta orang telah menonton film tersebut. Film ini juga mendapatkan respons positif dari penonton yang melihat langsung penampilan para pemainnya.Bahkan alunan sinden yang ada di dalam film ini juga memberikan nuansa mistik oleh pendengarnya
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk mengetahui hasil data, berupa kata-kata atau kalimat yang menjadi objek penelitian. Metode penelitian merupakan alat, prosedur dan terknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa (1) Wujud penanda dalam film KKN Desa Penariini terdapat 19 data (2) wujud dan maknapetanda dalam film KKN Desa Penariini terdapat 19 data (3) pemaknaan Mitos dalam film KKN Desa Penariini terdapat 17 data dan (4) Implikasi.
Link: https://badanpenerbit.org/index.php/MATEANDRAU/article/view/229/212
12. ANALISIS PESAN MORAL DALAM FILM JANGAN BACA PANCASILA KARYA RAFDI AKBAR
Jangan baca pancasila merupakan sebuah film yang bercerita tentang sebuah keluarga yang memiliki seorang anak yang bernama Sandy. Sandy lahir seperti pada anak pada umumnya, penyakit Asperger Syndrome yang diderita nya sejak kecil, membuat dia susah untuk berkomunikasi atau pun bersosialisasi kepada masyarakat dan lingkungannya, tak jarang orangorang sering menyebutnya aneh. Sandy hidup dan besar dengan seorang Ibu yang merawatnya dengan penuh kesabaran hingga dia besar.Pertama kali Sandy mengenal lingkungan dan bersosialisasi, ketika ibu nya mengantarkan Sandy ke kampus, namun perlakuan teman-teman sandy ibunyamemberikan semangat kepada Sandy, ketika pihak kampus mengadakan pemilihan presma, dengan keterbatasan yang dimiliki nya, Sandy pun berniat ikut dalam pemilihan presma, hingga Sandy memenangkan perlombaan tersebut.
Hasil analisis pesan moral yang terdapat dalam film Jangan baca pancasila karya Rafdi Akbar dalam penelitian ini ditampilkan kedalam realita yang sesungguhnya yaitu dengan adanya hubungan manusia dengan manusia, adanya hubungan manusia dengan sang pencipta dan adanya hubungan manusia dengan lingkungan.
Link: https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/87010636/564-1663-1-PB-libre.pdf?1654414996=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DAnalisis_Pesan_Moral_Dalam_Film_Jangan_B.pdf&Expires=1704589475&Signature=LC9JGDham8dpI2uS0D3aMlcv2pfv1w3RrywwZgOkoikN9vPv9oMZcgoW3xpDmI-RB1V8PYlWT14TYIo8Pz-q2EHbnhrpyYRnFINItlXMPav2ZWLnyXc8134chiXWKHBpxOw8A3EUXciLHBPI5OcnFZRxAYGzXpxSppGUqvEO7~F0-RBUsMDHdw3vHdy-JFsRWzDl3iEsPQ8DIhmFY9~dQ9LpU~XU~I7PXXGmD78OL3waQDTo-zSoQTBcczlLJjsk660gOdPasFTCphXuSPFikLhOJonfpcZpuRA6CihRFFzV4DsxfCJekwD9~32~s2X1FZEDQtrSXY5c5KQ8nWHyvQ__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
13. ANALISIS FILM 5CM KARYA RIZAL MANTOVANI (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)
17 Agustus di puncak tertinggi Jawa, 5 sahabat 2 cinta, sebuah mimpi mengubah segalanya" Genta, Arial, Zafran, Riani dan Ian adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan belasan tahun lamanya. Suatu hari mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan mereka dan akhirnya kelimanya memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi satu sama lain selama tiga bulan lamanya. Selama tiga bulan berpisah penuh kerinduan, banyak yang terjadi dalam kehidupan mereka berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-masing untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan. Setelah tiga bulan berselang mereka berlimapun bertemu kembali dan merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan. Sebuah perjalanan hati demi mengibarkan sang saka merah putih di puncak tertinggi Jawa pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai Indonesia. Sebuah perjuangan atas impian, perjalanan hati yang merubah hidup mereka untuk selamanya
Penelitian ini merupakan Penelitian Deskriptif yang bertujuan (1) Memperoleh gambaran objektif mengenai wujud tindak tutur lokusi, ilokusi, dan Perlokusi pada DialogFilm 5CM Karya Rizal Mantovani. (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya tidak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi pada DialogFilm 5CM Karya Rizal Mantovani. Pengumpulan data, menggunakan metode simakdan catat. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Tindak tutur lokusi dalam dialog film 5cm karya Rizal Mantovani sejumlah 12 tuturan Tindak tutur ilokusi dalam dialog film 5cm karya Rizal Mantovani sejumlah 33 tuturan. Tindak tutur perlokusi dalam dialog film 5cm karyaRizal Mantovani sejumlah 6 tuturan. Faktor penyebab munculnya tindak tutur lokusidalam film 5 CM karya Rizal Mantovani yaitu dalam penutur digunakannya dengan tujuan meyampaikan secara langsung kepada mitra tutur sehingga, menyatakan sesuatu dengan kalimat berita. Faktor penyebab munculnya tindak tutur ilokusidalam film 5 CM karya Rizal Mantovani yaitu penutur menunjukkan kesatunan, yang berarti penutur lebih cendrung memilih kalimat berita ketika meminta lawan tuturnya untuk melakukan sesuatu.Faktor penyebab munculnya tindak tutur peilokusidalam film 5 CM karya Rizal Mantovani yaitu supaya mitra tutur segera merespon tuturan yang disampaikan oleh penutur, sebagai penutur memilih tutur perlokusi.
Link: https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/jipbsi/article/view/1604/1290
14. ANALISIS SEMIOTIKA FILM “ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI”
Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini)mengangkat potret nyata yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia. Film ini juga dipenuhi bintang film Indonesia, tercatat ada sembilan nama peraih piala citra yang berkolaborasi secara sempurna untuk menyajikan tontonan yang berkualitas. Slamet Rahardjo,Deddy Mizwar, Tio Pakusadewo, dan Rina Hasyim. Keseluruhan film dipenuhi satir-satir politik yang cerdas. Jauh dari itu film ini membuka mata kita semua. Tentang pendidikan, tentang pengangguran, tentang kerasnya hidup di jalanan, serta kritik pada penguasa negeri ini. Tanpa pemahaman, film ini hanya akan sekedar menjadi komedi belaka.Dengan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai makna simbolis mengenai pesan moral yang ingin disampaikan pada filmAlangkah Lucunya (Negeri Ini).Maka itu, sangat penting untuk mengetahui Semiotika Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini)agar masyarakat bisa mengetahui film-film yang mendidik dan lewat film ini, bisa memberikan inspirasi bagi generasi penerus bangsa tentang pentingnya pendidikan untuk membangun suatu bangsa negara yang lebih baik kedepannya.Dengan Mengetahui Semiotika dari Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini)maka Masyarakat maupun penonton bisa tahu yang film yang komedi biasa atau komedi tak berisi (absurb) dengan film komedi satir (sindiran) yang sarat akan pesan positif bagi pemerintah, para pembuat film dapat belajar dari Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini)dengan memberikan pada masyarakat film yang berisi harapan dan cita-cita kedepan untuk pendidikan dan karakter bangsa dan negara kita Indonesia.
Link: https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/6713/6233
15. ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DILAN DALAM FILM DILAN 1990
Film Dilan 1990 merupakan sebuah film karya Pidi Baiq. Film Dilan menceritakan kisah percintaan anak SMA. Film ini sukses menarik perhatian masyrakat karena kisah cinta pada tahun 1990 dan karena dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur ekspresif Dilan dalam film Dilan 1990. Penilitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi kualitatif. Pengumpulan data pada penelitin ini menggunakan teknik simak dan teknik catat. Data penelitian ini berupa penggalan tuturan Dilan yang berupa tindak tutur ekspresif. Sumber data penelitian ini adalah keseluruhan tuturan Dilan kepada Milea dalam film Dilan 1990. Dari penelitian ini diharapkan teridentifikasinya tindak tutur ekspresif Dilan. Dari data penelitian, ditemukan tindak tutur ekspresif Dilan kepada Milea yaitu tindak tutur ekspresif memuji, meminta maaf, mengucapkan selamat, dan mengkritik.
Link: http://ejournal.fkip.unsri.ac.id/index.php/logat/article/view/7/44
16. Analisis Isi Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)” merupakan karya sutradara Angga Dwimas Sasongko satu diantara film drama keluarga yang memberikan penyajian cerita dalam film yang jika kita membaca ‘teks’ nya akan diperoleh ‘pesan’ (messages) yang cukup bermakna. Film NKCTHI mengisahkan tentang sebuah keluarga yang menyimpan sebuah ‘rahasia’. Si Sulung laki-laki, Angkasa (Rio Dewanto), perempuan Si Anak Tengah, Aurora (Sheila Dara) dan perempuan Si Bungsu, Awan (Rachel Amanda), kakak beradik yang hidup dalam keluarga tampak bahagia. Namun, setelah mengalami kegagalan besar pertama di tempat kerjanya, Si Bungsu Awan berkenalan dengan Kale, laki-laki pemusik eksentrik yang memberinya pengalaman hidup baru mengenai patah, bangun, jatuh, tumbuh dan ketakutan manusia pada umumnya. Awan, Si Bungsu yang mulai mencicipi dinamika hidup, jatuh dan bangun serta pahitnya gagal sebagai bagian dari proses pendewasaan
“Nanti Kita Cerita Tentang Hari INI (NKCTHI)” yang bergenre drama keluarga yang telah mendeskripsikan tentang kedudukan dan peran seorang lelaki, suami dan ayah dalam sebuah keluarga yang digugat oleh anak-anaknya sesuai perkembangan jaman mereka. Pesan cerita film NKCTHI ini menggugat dominasi laki-laki sebagai suami dan sekaligus ayah dalam latar belakang masyarakat yang masih patriarki, dimana otoritas dan pusat kekuasaan masih dominan pada laki-laki. Dari kajian analisis isi (content analysis) yang dilakukan pada film nasional “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)” dapat disimpulkan film sebagai sebuah medium dapat digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan tentang peran seorang laki-laki (sebagai suami, sekaligus seorang ayah) dalam sebuah keluarga. Proses pembacaan ‘teks’ dalam sebuah film dimana segenap khazanah memori kita terlibat dan akan menjadi landasan, meliputi berbagai bahan bacaan lain dari berbagai sumber akan menjadi wawasan, pengalaman dan juga sistem nilai masyarakat yang sudah terbentuk dalam diri kita akan turut menjadi sandaran penilain terhadap sebuah film.
Link: https://jurnal.uai.ac.id/index.php/JAISS/article/view/462
17. ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA FILM KARMA KARYA BULLAH LUBIS
Karma merupakan sebuah film bergenre drama percintaan musikal yang mengangkat tentang fenomena sosial masyarakat batak Angkola-Mandailing tentang keyakinan akan hukum karma yang sangat diyakini di dalam adat istiadat batak. Dan di dalam film ini menceritakan kisah percintaan Yuli dan Romi yang mengalami konflik ketika Raja menyatakan cinta kepada Yuli. Sebagai sebuah film yang bersifat audio visual tentu ada unsur-unsur yang terkandung di dalamnya yang bisa dianalisis. Di dalam film ini terdapat enam unsur intrinsik yang di analisa, yaitu: 1) tema; 2) alur; 3) tokoh dan penokohan; 4) latar; 5)bahasa; 6) pesan moral. Dan untuk mengetahui keterkaitan antar unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam film ini menggunakan analisis struktural dan naratif. Dengan analisis struktural dan naratif sebuah karya dapat diketahui secermat mungkin keterkaitan antar unsur dalam pembentukan sebuah karya yang berupa plot, adegan, tokoh serta karakter. Karena sebuah film merupakan sebuah karya imajinasi yang memiliki rangkaian peristiwa, sehingga dengan adanya hal tersebut sebuah karya seni film akan nampak lebih hidup dan menarik untuk dinikmati.
Link: https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/60062403/ANALISIS_UNSUR_INTRINSIK_PADA_FILM20190719-76356-u9bprm-libre.pdf?1563603496=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DANALISIS_UNSUR_INTRINSIK_PADA_FILM_KARMA.pdf&Expires=1704590793&Signature=GQz9oOT6ndvhPFQxql4fsihBU~ww~aojTaO5UjCnU0B-AIIOimbeipGvqJ64nHKShkcQsvTb-wFTUZPdKvHwHBNuYtoLdOkd0g-J5pEqz7TvuA0zO0UQ8H4m9y~qDXjoRvy6B9umqcwfgm~Mmr90JA7SrN80lqnH7eX1vyPjHu5q5MjC91x4X2qVP7PQt4yPGXw2nYebJyeNvYIdKdyZm4rAhJl30yT57bL-4o0ioA57z8uQYfsGys3Z-WxjmcR5EFFByIF9MvGlFf6d7j2EdhkPKFaSs-3nSuIYArqxh920MykXSuWg1pZ0YHZ1-eX5mitiy48Io8orYrbHhxBkgA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
18. ANALISIS SOSIOLINGUISTIK BILINGUALISME DALAM FILM LAYLA MAJNUN KARYA MONTY TIWA
Pembahasannya yaitu terkait bilingualisme yang terjadi dalam percakapan-percakapan tersebut. Pembahasan pertama membahas tentang bentuk bilingualisme yaitu tentang semua yang terjadi dalam tindak bahasa tersebut. Pembahasan keedua yaitu membahas tentang nilai moral yang terkandung dalam film Layla Majnun karya Monty Tiwa. Penelitian ini berdasarkan pada analisis data bentuk bilingualisme dan Nilai Moral, rumusan masalah, dan tujuan penelitian. Hasil penelitian berupa percakapan yang mengandung bilingualisme antara tokoh dalam Layla Majnun karya Monty Tiwa.
Bilingualisme yaitu kemampuan seseorang menggunakan lebih dari dua bahasa. Nilai moral ialah suatu materi atau gagasan mengenai ajaran tentang baik dan buruknya perbuatan dan kelakuan yang ingin disampaikan oleh pembuat film kepada penontonnya. Tujuanpenelitian ini untuk mendeskripsikan wujud bilingualisme dalam novel Layla Majnun karya Monty Tiwa. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalahobservasi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik simak, teknik rekam, dan teknik catat. Dalam penelitian inikeabsahan datanya diperiksa dengan teknik triangulasi.Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan dan verifikasi data. Hasil dari penelitian ini yaitu wujud bilingualisme berupa tuturan yang dilakukan oleh para tokoh yang ada dalam film tersebut. Berdasarkan penelitian Bilingualisme yang ditemukan oleh peneliti dalam film Layla Majnun karya Monty Tiwaterdapat 16tuturan data.
Link: https://ejournal.iaida.ac.id/index.php/Peneroka/article/view/1567/980
19. DAKWAH MELALUI FILMANALISIS SEMIOTIKA PESAN DAKWAH DALAM FILM "SANG KIAI" KARYA RAKO PRIJANTO
Tujuan dari penelitian ini secara umum untuk mengetahui bagaimana dakwah melalui film di dalam film “Sang Kiai” karya Rako Prijanto melalui semiotika Roland Barthes. Berdasarkan pada analisis yang dilakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa film ini syaratdengan pesan dakwahnya, di mana proses dakwah yang terjadi di dalam film ini ialah tentang suri teladan seorang kiai Hasyim Asyari yang begitu dikagumi oleh para santri pondok pesantren Tebu Ireng, sahabat dan keluarganya.; (1) terdapat tiga pesan dakwah dalam film “Sang Kiai” karya Rako Prijanto yakni; pesan akidah, pesan akhlak dan pesan syariat. (2) dakwah dalam film “Sang Kiai” dikemas dengan menampilkan karakter-karakter dialog yang sangat menggugah dan penuh pesan bermakna hubungan antar sesama manusia dan hubungan kepada Allah SWT, dan tidak terlepas dari nilai-nilai nasionalisme. (3) simbol-simbol yang mengandung kaidah-kaidah yang Islami baik itu dari cara berpakaian, tutur kata, sikap yang sopan santun, hormat kepada orang tua dan guru, menjaga ibadah serta berjihad di jalan Allah SWT.
Link: https://e-journal.umaha.ac.id/index.php/deskovi/article/view/805/661
20. ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN MORAL FILM KOALA KUMAL
Hasil penelitian memperoleh deskripsi tentang nilai-nilai pendidikan karakter dan melakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian pada film Koala Kumal bahwa nilai pendidikan karakter untuk nilai Kreatif sebanyak 5, Rasa ingin tahu 3, Jujur 3, Kerja keras 2, Disiplin 3, dan nilai pendidikan karakter lainnya menyusul pada nilai 1 point. Dari hasil analisis di dapat bahwa nilai pendidikan karakter yang terdapat di dalam film “Koala Kumal” yang paling dominan yaitu nilai Kreatif dan Rasa ingin tahu. Meskipun nilai religius tidak terdapat dalam film ini yang merupakan salah satu nilai yang harus di miliki oleh karakter bangsa Indonesia, tetapi hal positif yang dapat di ambil yaitu nilai kreatif yang bisa dijadikan contoh untuk menanamkan niai tersebut yang merupakan salah satu nilai karakter bangsa Indonesia. Nilai kreatif dan jujur yang terdapat dalam film “Koala Kumal” juga bagus untuk mendidik anak anak Indonesia untuk bisa berfikir secara kreatif serta selalu jujur untuk bisa memajukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan. Para pendidik disarankan dapat menggunaka film sebagai media pengajaran, salah satunya film Koala Kumal. Melalui film , anak akan secara tidak sadar mengambil pelajaran nilai moral dan karakter yang ada dalam film Koala Para pendidik disarankan dapat menggunaka film sebagai media pengajaran, salah satunya film Koala Kumal. Melalui film , anak akan secara tidak sadar mengambil pelajaran nilai moral dan karakter yang ada dalam film Koala.
Link: https://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/JPK/article/view/2328
21. ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM STIP & PENSIL KARYA ARDY OCTAVIAND
Hasil dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat 24 nilai pendidikan karakter dalam film Stip & Pensil karya Ardy Octaviand, sebagaimana yang diprogramkan Kemendiknas. Ke 24 nilai pendidikan karakter tersebut adalah sebagai berikut: 3 nilai pendidikan karakter cinta damai, 1 nilai pendidikan karakter kreatif, 3 nilai pendidikan karakter kerja keras, 2 nilai pendidikan karakter tanggung jawab, 1 nilai pendidikan karakter mandiri, 4 nilai pendidikan karakter peduli sosial, 2 nilai pendidikan karakter toleransi, jujur, 3 nilai pendidikan karakter menghargai prestasi, dan 2 nilai pendidikan karakter rasa ingin tahu.
Link: https://etheses.iainponorogo.ac.id/13938/1/SKRIPSI%20210617025%20MUHAMMAD%20CHOIRUL%20ANAM.pdf
22. ANALISIS FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA HANUNG BRAMANTYO MELALUI MODEL SARA MILLS
Hasil penelitian. Pengetahuan dan wawasan kebahasaan peneliti khususnya teori tentang tindak tutur menjadi kunci pokok dalam keberhasilan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah, teknik simak dan mencatat. Teknik Simak adalah teknik pengumpulan data dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik catat adalah teknik atau cara yang digunakan untuk mencatat data-data yang ditemukan ke dalam nota pencatat data. Setelah data terkumpul data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Adapun penggunaan tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah dengan meninjau kembali beberapa penelitian terdahulu tentang film yang menggunakan model Sarah Milss sebagai proses interpretasi.
23. Analisis Penggunaan Bahasa Slang Dalam Film “Modus” Karya Fajar Bustomi Dan Adhe Dharmastriya
Sebagai mahluk sosial, manusia tentu saling membutuhkan. Untuk dapat saling memahami maka setiap manusia harus mampu mengkomunikasikan maksud atau tujuan pembicaraannya melalui bahasa. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan mitra tutur, tempat tutur, topik tutur, keakraban dan termasuk juga eksistensi penggunaan bahasa. Keakraban dan keintiman antara penutur dan mitra tutur akan mempengaruhi bahasa yang digunakan, ditambah lagi zaman yang semakin modern banyak bahasa yang mudah dipelajarai dan dipahami untuk dijadikan bentuk komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Salah satu ragam bahasa yang digunakan saat ini adalah bahasa slang. Slang dapat dikatakan sebagai salah satu ragam bahasa yang digunakan dalam proses berkomunikasi sehari-hari yang maknanya hanya diketahui oleh kelompok masyarakat tertentu. Bahasa slang umumnya digunakan oleh kaum remaja dan muda-mudi. Bahasa slang ini umumnya bersifat arbiter dan berubah sesuai zamannya. Begitupun dengan penelitian ini, hal yang ingin dikaji ialah berapa banyak bahasa slang yang terdapat dalam film “Modus”. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif analisis dan teknik tematik. Melalui analisis tersebut ditemukan bahwa dalam video terdapat penggunaan bahasa slang baik itu singkatan, pemendekan kata, dan pelesetan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 58 wujud bahasa slang dalam film “Modus”.
Link: https://jurnal-stiepari.ac.id/index.php/pustaka/article/view/465/485
24. ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM KEHORMATAN DIBALIK KERUDUNG KARYA MA’MUN AFFANY
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Berbagai tanda yang digunakan dalam film Kehormatan Dibalik Kerudung mulai dari ikon, indeks, dan simbol yang merupakan seluruh rangkaian tanda yang memberikan sebuah makna. (2) Ikon dalam film ini adalah visualisasi yang ada pada setiap adegannya, terutama setiap adegan yang terdapat sosok Ifand dan Syahdu. (3) Setiap akting yang dilakukan oleh Ifand dan Syahdu menjadi sebuah indeks dan memunculkan simbolisasi tertentu. Diharapkandengan adanya penelitianini dapat memberikan sumbangan pikiran khususnya tentang nilai semiotika yang meliputi ikon, indeks, dan simbol serta dapat memberikan kontribusi keilmuan sastra tertulis dan seluruh disiplin keilmuan secara umum.Kata Kunci:Analisis semiotika,film Kehormatan Dibalik Kerudung,Ma’mun Affany.
Link: https://ejurnal.stkip-pb.ac.id/index.php/jurnal/article/view/266/207
25. Analisis Semiotik Film Gundala Karya Joko Anwar
Film Gundala adalah film bergenre fiksi aksi karya joko anwar yang mengangkat tema mengenai permasalahan sosial. Dalam permasalah sosial tersebut terdapat kelas yang sangat berperan penting di dalamnya. Kelas sosial merupakan pembagian golongan masyarakat berdasarkan pendidikan, pekerjaan, kepemilikan harta, dan gaya hidup. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah menunjukkan bagaimana kelas-kelas tersebut ditampilkan dalam film Gundala. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes. Penelitian ini berfokus pada adegan dimana kelas sosial tersebut direpresentasikan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa representasi kelas sosial dibagi menjadi 4 (empat) kategori. Pertama, representasi kelas sosial bawah yang menggambarkan pendidikan. Kedua, representasi kelas sosial atas yang ditunjukkan melalui fashion, harta, dan jabatan. Ketiga, representasi konflik antar kelas yang ditunjukkan dengan adegan konflik pekerja dengan pemilik pabrik. Kemudian yang terakhir adalah representasi kesenjangan antar kelas melalui tempat tinggal
Link: https://journalaudiens.umy.ac.id/index.php/ja/article/view/230/142
26. ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHESPADA POSTER FILM PARASITEVERSI NEGARA INGGRIS
Poster film merupakan salah satu media untuk mempromosikan sebuah film. Parasiteadalah salah satu film asal Korea Selatan danfilm non bahasa Inggris pertama yang berhasil membawa pulang penghargaan Oscar di acara Academy Award ke-92. Kesuksesan tersebut membuat film Parasitedirilis ulang di berbagai negara salah satunya Inggris. Menandai perilisannya, dibuatlah poster baru yang berbeda. Poster yang didesain oleh La Boca studio ini terlihat unik dengan objek-objek acak bertebaran di beberapa ruangan. Tujuan penelitian ini yaitu menemukan makna dibalik poster film Parasiteversi negara Inggris. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes guna membedah tanda-tanda menggunakan sistem denotasi, konotasi dan mitos.Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwaterdapat beberapa objek yang merepresentasikan duakeluarga yang berlatar ekonomi berbeda dalam film. Tanaman bonsai dan anjing putih merepresentasikan keluarga Park yang kaya sedangkan Kloset dan Landscape stonemerepresentasikan keluarga Kim yang miskin. Beberapa objek merepresentasikan adegan-adegan yang terjadi di dalam Film Parasiteyakni tenda, sepasang mata, kode morse, sepasang kaki dan tangga
Link: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/article/view/37896/33472
27. Analisis Semiotika Diskriminasi Pada Film “The Hate U Give”
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film ini ingin menyampaikan pesan kepada khalayak bahwa keadilan tidak harus ditegakkan tanpa memandang Ras. Film ini juga menunjukkan bagaimana bentuk diskriminasi yang dilakukan kepada Ras Kulit Hitam dan menggambarkan resiko korban ketidakadilan yang menyebabkan gangguan mental, stres, kecemasan, dan depresi.
Link: https://journal.rc-communication.com/index.php/JDMR/article/view/12/11
28. ANALISIS SEMIOTIK TERHADAP FILM IN THE NAME OF GOD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi konsep jihad Islam yang ditampilkan dalam film ini adalah berupa jihad yang dimaknai sebagai peperangan, jihad dalam menuntut ilmu, dan jihad untuk mempertahankan diri dari ketidakadilan yang menimpa seseorang. Di sini, Shooaib Mansoor, sutradara film ini, menonjolkan jihad yang berkonotasi pada peperangan pada potret kultur yang diambil adalah sekelompok orang Pakistan yang tinggal di dekat perkampungan Thaliban, sehingga kalaupun pemahaman mereka tentang jihad cukup keras, maka itu adalah hal yang wajar. Sedangkan representasi jihad yang lain diwakili oleh dua tokoh lain yang hidup di Amerika dan Inggris, mereka yang dianggap mengagungkan demokrasi, persamaan hak, dan kebebasan, tidak mengenal dan tidak menyetujui konsep jihad yang keras itu.
Link: https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21832/1/HANI%20TAQIYYA-FDK.PDF
29. ANALISIS SEMIOTIKA KETIDAKADILAN GENDER TERHADAP PEREMPUAN DALAM FILM MARLINA SI PEMBUNUH EMPAT BABAK
Film “Marlina Si Pembunuh Empat Babak” merupakan film yang menggambarkan kehidupan seorang perempuan yang mengalami bentuk-bentuk ketidakadilan yang selalu menimpanya kepadanya. Alasan memilih film “Marlina Si Pembunuh Empat Babak” karena fenomena perempuan yang dipresentasikan dalam film tersebut, merupakan gambaran kehidupan perempuan-perempuan yang ada di Sumba (Nusa Tenggara Timur). Tujuan Dalam penelitian ini untuk mengetahui makna simbol-simbol bentuk ketidakadilan gender yang terdapat dalam scene-scene dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat makna simbol yang memperlihatkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender berupa subordinasi, marginalisasi, kekerasan, streotipe dan beban kerja ganda. Bagi para pembuat film berikutnya yang ingin memproduksi film terkait genre film yang sama, agar tidak membuat keadaan para perempuan dipinggirkan, ditindas, serta dilakukan tidak sepantasnya oleh keberadaan laki-laki. Karena perempuan memiliki hak dan kebebasan sama seperti laki-laki.
Link: https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/view/1591
30. ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORALDALAM FILM JOKOWI
Film Jokowi adalah film fiksi yang dibuat berdasarkan kehidupan masa kecil Jokowi seorang anak miskin yang ingin merubah kehidupannya hingga dia menjadi walikota Solo, kemudian gubernur DKI Jakarta, dan sekarang adalah presiden Republik Indonesia. Dimana dalam cerita kehidupan masa kecilnya mengandung banyak pesan moral yang memang ditujukan untuk seluruh kalangan masyarakat khususnya kaum muda. Tujuan penelitan ini adalah mengetahui dan memahami representamen, object,dan intrepretan yang terdapat dalam film Jokowi.Teori yang digunakan adalah teori Charles Sanders Pierce. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika. Penelitian ini menghasilkan pesan moral dari tanda-tanda yangterkandung dalam film Jokowi. Lima scenetersebut mengandung pesan-pesan moral yang bisa dicontoh untuk para anak-anak agar tertanam pada diri mereka sifat-sifat atau moral yang mulia. Serta bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk mencapai masa depan yang gemilang.Pesan moral yang dihasilkan, yaitu: melestarikan budaya Indonesia, mengingat Tuhan,tolong menolong, identitas dalam beragama, toleransi dan kerukunan antar umat beragama, jangan melakukan dan menerima suap, rajin dan ulet untuk mencapai kesuksesan, dan bersyukur dengan kehidupan.
Link: https://www.jurnal.stiebi.ac.id/index.php/Jebi/article/view/386/301
Komentar
Posting Komentar